Ternak Sapi Milik Warga Kecamatan Kualuh Leidong Labura Di Serang Virus Lumpy Skin Disease Sebagian Ada Yang Mati

kabar24jam.com | Masyarakat peternak sapi di kecamatan kualuh leidong kab : Labura,Resah dan Kuatir pasalnya hewan ternaknya sebagian diserang penyakit virus Lumpy Skin Disease(LDS) sebagian sudah ada yang mati.

Kepada kabar24jam.com, Nanda yang merupakan warga desa pangkalan lunang Mengatakan”ternakku sudah ada kena penyakit virus ini bang namun sudah kusuntik kan ke Dr hewan, virus ini modelnya semua badan bendol bendol dan kalau sudah pecah mengeluarkan darah, terus menerus,sukur saja yang 13 ekor sudah saya jual,dan sapi orang yang kena penyakit virus ini sudah ada yang mati, didesa ini ada 2 ekor mati, ada juga yang kejang kejang bang, Desa air hitam ada dua ekor, dan Desa teluk pulai 3 ekor.

Ditempat yang sama Santo yang merupakan Kadus dusun 3 Desa pangkalan lunang mengatakan,harga ternak sapi saat ini hancur bang,akibat virus ini ada tetangga mau jual sapi 9 ekor sepuluh juta aja gak ada yang mau,punyaku aja dirumah ada satu ekor lehernya bengkak dan pas saya pegang terasa keras, sekarang sapi ku itu gak bisa mengangkat kepalanya, ini saya lagi menghubungi dokter untuk disuntik dan diobati.

Ia berharap pemerintah tanggap terhadap virus ini dan segera bisa diatasi supaya kami peternak sapi bisa tenang.

Dr. Renalpe Sinaga saat dihubungi melalui telepon seluler Mengatakan”Penyakit yang menyerang ternak sapi saat ini merupakan Virus  Lumpy Skin Disease (LDS) Virus menular dan penyerang kulit ternak sapi, kulitnya bendol bendol lalu pecah seperti penyakit cacar air, dan virus ini belum ada Vaksin khusus,saat kita hanya menyuntik ternak sapi dengan suntikan penambah daya tahan tubuh saja,sebelum ternaknya kena penyakit tersebut, yang mati ternak sapi ada dan sebagian anaknya yang tidak bisa kita tangkap untuk menyuntiknya,dan selama ini virus penyakit ini belum pernah ada bang,

sambung Renalpi, untuk saat ini Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) belum ada sampai kesini,ya kalau bisa jangan ada penyakit PMK itu, bahaya itu bang. ( Heri. S )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *